SBY dan JOKOWI dalam angka "8"



8 Tahun kepemimpinan SBY... Apa yang 'sudah' dikerjakan?
8 Bulan kepemimpinan Jokowi... Apa lagi yang 'belum' dikerjakan?

8 Tahun kepemimpinan SBY... Istana bagaikan KERAJAAN, yang hanya dapat dikunjungi oleh para Penghuni Dinasti dan Kerabat Partai..
8 Bulan kepemimpinan JOKOWI... setiap pagi BALAIKOTA disibukkan oleh ibu-ibu yang ingin sekedar salaman ataupun menyampaikan surat kepada Pak Gubernur...

8 Tahun kepemimpinan SBY... Para Menterinya sibuk dengan urusan partai dan pemeriksaan KPK...
8 Bulan kepemimpinan JOKOWI... Para Kepala Dinas 'keringatan' mendampingi Pak Gubernur blusukan ke kampung-kampung...

8 Tahun kepemimpinan SBY... Konglongmerat asing merajalela 'membantai' para pedagang lokal..
8 Bulan kepemimpinan JOKOWI... Hak Ekslusif JIExpo menyelenggarakan Pekan Raya Jakarta (PRJ) terancam oleh kehadiran PRJ gratisan di Monas..

8 Tahun kepemimpinan SBY... SBY bingung mengatasi salah satu anggota Setgapnya, dan mengendalikan Demo Anarkis anti kenaikan harga BBM... 
8 Bulan kepemimpinan JOKOWI... Demo Anarkis anti kenaikan BBM dalam semalam 'disulap' menjadi Pesta Rakyat yang 'mungkin' dihadiri 'juga' oleh orang yang sama yang sebelumnya melakukan aksi Anarkis 'ditempat yang sama'...

8 Tahun kepimpinan SBY... Pak SBY 'mungkin' bingung siapa penerus 'tahta' di akhir masa jabatannya...
8 Bulan kepemimpinan JOKOWI... Pak Jokowi kelelahan menjawab 'ketidaksediaannya' menjadi calon Presiden paling populer...

PERTANYAANNYA: 
Bagaimana ketika JOKOWI 'ditakdirkan' 8 Tahun memimpin sebagai PRESIDEN RI?

Atau mungkinkah 8 tahun setelah kepemimpinan JOKOWI sebagai Gubernur DKI Jakarta 2012 - 2019 ... JOKOWI 'dipastikan' menjadi CALON TUNGGAL PRESIDEN RI yang ke-8 ?

Mari kita nantikan aksi berikutnya JOKOWI, yang merupakan Gubernur ke tujuhbelas (1+7) DKI Jakarta...


Written by. Herson Tendean
terinspirasi dari aksi Sang Gubernur pada HUT DKI Jakarta ke 486..

Comments

Popular posts from this blog

FILOSOFI HIDUP IKAN SALMON

Filosofi Air...

Mengapa Para Pekerja Kantoran atau Pekerja Kerah Putih (White-Collar Worker) "cuek" terhadap RUU Omnibus Law?