H+17 di Bundaran HI... "dari Pesta Rakyat ke Derita Rakyat"



Janganlah hanya hidup dalam dunia kata-kata belaka… 
Jika kita mempunyai cita-cita, maka kita harus melakukan tindakan 
Sebab tidak akan ada perubahan tanpa tindakan. 

Faktor kepemimpinan menjadi kunci untuk terjadinya perubahan atau sebaliknya.. 
Dalam kadar yang berbeda dan dalam posisi yang tidak sama, kita semua adalah PEMIMPIN.. 

Tujuan hidup adalah bagaimana kita menyelesaikan tujuan Sang Pencipta memberi kehidupan kepada kita, yaitu: Hidup yang bermanfaat bagi sesama dan melakukan hal yang tidak biasa, seperti:
Bagaimana kita dapat memaafkan mereka yang berbuat jahat kepada kita, 
Bagaimana kita tetap menyayangi orang yang tidak memusuhi kita, dan 
Bagaimana kita mau memberi kepada mereka yang kikir kepada kita 
Hal itu merupakan perbuatan Mulia yang menekan ego kita yang cenderung ingin diakui, dihormati dan juga 'mungkin' cenderung ingin mengambil dari kehidupan sekitar daripada memberi serta berhasrat memiliki lebih dari yang ada bahkan lebih dari yang diperlukan.. 

Saya tidak pernah merasa mampu untuk itu meski saya mencoba dari waktu ke waktu. 
Dan saya setuju bahwa akhlak yang mulia bukan suatu formula sekali jadi. 
Karena kita semua berangkat dari kekurangan untuk menempuh kemungkinan-kemungkinan baru, dengan harapan... semoga menjadi lebih baik dari sebelumnya.

>>>read more...
17 Januari 2013, optimisme awal tahun yang dalam sekejap berubah menjadi kekhawatiran akan siklus 5 tahunan banjir Jakarta...
Bundaran Hotel Indonesia yang megah dan lalu lintasnya yang tak pernah sepi karena merupakan rute setiap warga Ibukota sontak menjadi lautan berwarna cokelat...
Teringat beberapa waktu lalu ditempat yang sama ketika Gubernur DKI mengadakan Festival Rakyat Jakarta ketika menyambut awal tahun 2013, yang meriah dan penuh kebahagiaan seluruh masyarakat.
Tetapi yang terjadi saat itu adalah…
Gelap... Dingin… dan Mencekam…

Dan ternyata kejadian yang saya lihat dari jendela kantor tempat saya beraktifitas hanyalah merupakan salah satu dampak banjir yang 'cukup ringan' dibanding tempat-tempat lainnya di Jakarta…
Ketinggian air di tempat lain ada yang mencapai 3 hingga 5 meter…

Yang ada dibenak saya saat itu adalah…
Apa yang akan saya lakukan jika saya berada pada kondisi mereka…?
Saat ini, yang dapat saya lakukan hanyalah berterima kasih kepada Sang Pencipta karena saya masih diberi 'kesempatan' untuk 'melihat' bukan 'mengalami'...

Bencana atau kenikmatan hanyalah 'kesempatan' yang di'tentukan' oleh Tuhan,
yang dalam waktu singkat dapat dialami oleh siapapun…

Musibah ataupun Mujizat 'pasti' akan dialami oleh siapapun di Dunia ini..
Pertanyaannya adalah…
"Apakah kita siap ketika hal itu datang pada kita?"

"Jangan Berdoa Meminta Mujizat, Karena Mujizat itu Pasti Datang…
Tetapi Berdoalah, Agar Kita Siap Ketika Mujizat itu Datang !!!"

written by. achionk Tendean
terinspirasi dari Bencana Banjir Jakarta di Januari 2013

Comments

Popular posts from this blog

FILOSOFI HIDUP IKAN SALMON

Filosofi Air...

Mengapa Para Pekerja Kantoran atau Pekerja Kerah Putih (White-Collar Worker) "cuek" terhadap RUU Omnibus Law?