Hidup adalah Anugrah

Matahari sedang bersinar terik pada saat saya membuat tulisan ini. Tampaknya hujan deras yang beberapa hari ini mengguyur Jakarta yang padat penduduk sedang bertoleransi dengan warga jakarta yang keras ini.

Selama setahun terakhir ini, terkadang saya merasa bersalah, di saat yang sama merasa beruntung. Tinggal di Jakarta dengan segudang problema dan penyakitnya, saya masih bisa mengecap hidup yang baik. Setidaknya masih bisa makan nasi dan lauk. Sekali-kali memanjakan diri mencoba makanan yang dijual di resto atau foodcourt di mal-mal. atau pulang ke kontrakan, sudah disediakan makanan yang sehat dan enak oleh keluarga...

Saat mengenang masa-masa sulit setahun yang lalu, saat saya masih diperusahaan sebelumnya... Seakan tidak percaya, betapa Tuhan sungguh luar biasa dan senantiasa membela saya. Apa yang tidak pernah saya pikirkan, diberikan secara luar biasa oleh TUhan. Saat saya berseru kepadanya, ketika keadaan ekonomi mengalami keterpurukan sebagai imbas dari keadaan kantor, bahkan sampai berurusan dengan aparat hukum dan para mafia....

Namun, Apa yang saya miliki sekarang, semuanya sungguh karena anugerah dan kebaikan Tuhan. Apa yang tidak saya miliki dulu, juga adalah anugerah dan kebaikannya. Merasa cukup dalam kekurangan adalah tantangan terbesar yang saya hadapi. Satu hal penting yang saya alami, mereka yang berharap dan berserah kepada Tuhan, mereka yang berjalan dengan bercucurkan air mata, akan tiba waktunya, bersorak dan bersujud takjub akan pemeliharaan dan kasih setia-Nya.

Siang ini saat istirahat makan siang... Seorang perempuan muda berparas masuk ke kantor saya. "Bapak kantor ini butuh tenaga jasa pengantar nggak," katanya dengan suara pelan kepada Security kantor. "Oh... nggak..," kata security kantor dengan singkat. Perempuan itu lalu melangkah pergi. Dalam pikiran saya terbesik suatu bayangan, betapa perempuan itu sangat membutuhkan pekerjaan. Mungkin untuk mencari uang demi sesuap nasi atau membantu ekonomi keluarganya sehingga rela keliling dari satu lokasi ke lokasi lain untuk mendapatkan peluang kerja. Jadi pembantu pun boleh, yang penting bekerja. Pikiran itu terlintas begitu cepat sama dengan perempuan itu yang hilang di dalam lift yang diapit para karyawan berdasi.

Setelah itu, ketika saya kembali ke meja saja... Selintas ketika kepala saya mengarah ke arah jalan... saya mendapati seorang pemuda bertelanjang dada tidur telungkup. Dimana keluarga orang ini? Mengapa dia di sini? Tanya saya dalam hati.

Pikiran yang melayang membayangkan pemuda itu, semakin membuat saya merasa bersalah sekaligus merasa bersyukur. Betapa mudahnya saya berkeluh kesah saat keadaan sulit, di saat yang bersamaan, betapa mudahnya saya, merasa bersyukur saat keadaan senang.

Kemapanan, kesombongan atas kemapanan ini, berusaha saya buang jauh-jauh dalam hidup saya. Saya hanya ingin hidup sederhana, bisa merasa cukup di saat kekurangan, bisa berbagi di saat berkelebihan. Bukan pada seberapa banyak yang ingin kita miliki, tetapi bagaimana kita memanfaatkan sebaik mungkin sambil bersyukur terhadap apa yang Tuhan sudah berikan kepada kita.

Meski orang lain sudah mempunyai tabungan beratus-ratus juta, dan kita hanya memiliki gaji sebulan yang itu pun pasti habis di akhir bulan, sudah saatnya untuk belajar mensyukuri apa yang sudah Tuhan beri. Tidak selamanya kesulitan ekonomi itu menetap, akan ada waktunya, Tuhan sendiri, berperkara, mengangkat kita menjadi pribadi yang berkelimpahan di dalam Dia. Dia yang mencukupi kebutuhan-kebutuhan kita.

Bayangan perempuan muda dan laki-laki bertelanjang dada mewarnai pikiran saya tadi. Saya berdoa perempuan itu mendapat pekerjaan yang baik dan halal, dan laki-laki bertelanjang dada itu, menemukan tempat berteduh dan pekerjaan yang layak. Ada ribuan orang seperti itu di Jakarta ini. Ada jutaan orang seperti itu di dunia ini, bahkan dengan kondisi yang sangat parah.

Harapan saya untuk para pembaca... Betapapun sedikitnya harta yang kita miliki, betapapun rendahnya jenjang pendidikan yang kita raih, jangan menyerah dan mengutuki Tuhan. Sebab Dia yang memiliki segala sesuatu sanggup mengubah yang buruk menjadi kebaikan. Marilah untuk terus berharap, Dia akan menjawab doa-doa kita....

============================
written by. a'chionk Tendean
terinspirasi ditengah kegalauan hati menjelang hari-hari penting di bulan Oktober...

Comments

Popular posts from this blog

FILOSOFI HIDUP IKAN SALMON

Filosofi Air...

Mengapa Para Pekerja Kantoran atau Pekerja Kerah Putih (White-Collar Worker) "cuek" terhadap RUU Omnibus Law?