Mengapa Hidup Ini Seperti Siklus yang Tiada Henti?

"Inilah perkataan Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem. Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali. Angin bertiup ke Selatan, lalu berputar ke Utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu." - Pengkotbah 1:1-7

Penulis ayat di atas adalah Raja Salomo, dimana Raja Salomo adalah raja yang terkenal akan hikmat, kepintaran, kebijakan dan kekayaannya. Tetapi dalam tulisannya, terlihat sekali bahwa dia sedang mengalami suatu kejenuhan yang luar biasa. Ia merasa segala sesuatunya berputar-putar dan mengarah kepada kesia-siaan semata. Sering kali kita juga merasa hidup ini semacam itu kan? Pagi hari terus malam, lalu pagi lalu dan malam lagi. Matahari terbit dan matahari terbenam, lalu terbit kembali. Bekerja, pulang lalu besoknya kita pergi bekerja lagi. Semua itu bagaikan suatu siklus yang terus-menerus berputar.

Yang terjadi adalah kita dengan mudahnya terjebak dalam kejenuhan hidup, karena kita merasa hidup itu cuma begitu-begitu saja. Tetapi mungkin yang harus kita pikirkan adalah mengapa Allah menciptakan dunia semacam itu? Mengapa Allah menciptakan suatu sistem siklus pada dunia ini? Setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita mengerti mengapa Allah membuat sistem siklus pada dunia ini:

1. Allah ingin kita belajar dan bertumbuh dalam pengenalan akan DIA. Dengan adanya suatu sistem siklus ini, kita dapat mengenali suatu pola dari kehidupan ini dan melalui pola tersebut kita dapat belajar tentang kehidupan dan bertumbuh dalam pengenalan kita kepada Allah. Coba lihat saja, beberapa orang pasti belajar dan akhirnya memiliki prinsip yang kurang lebih sama (terlepas apakan itu prinsip yang baik atau tidak), meskipun mereka tidak saling mengenal dan kehidupan mereka berbeda. Dengan mengetahui pola ini, kita akan melihat betapa luar biasanya Tuhan itu dan kita mempunyai kesempatan untuk mengalaminya juga bersama dengan DIA.

2. Allah ingin kita mengenal jalan-Nya. Penggambaran yang tepat tentang kehidupan ini yang berputar bagaikan siklus adalah pada ilustrasi tutup botol. Jika kita memutar terus tutup botol pada arah yang benar, maka pada suatu saat tutup tersebut akan terbuka, tetapi kalau kita salah arah, maka tutup tersebut tidak akan terbuka. Begitu juga dengan kehidpan kita, meskipun seolah-olah kita berputar-putar, tetapi kalau kita berputar pada arah yang sesuai dengan jalan-NYA, maka suatu saat akan terjadi suatu breakthrough dalam hidup kita.

3. Allah ingin kita menikmati setiap proses yang kita jalani tanpa rasa takut gagal. Seringkali kita merasa takut salah, gagal dan kehilangan kesempatan. Sehingga kita menjadi stress dan takut dalam melangkah di kehidupan ini. Padahal dalam belajar dan bertumbuh tentang kehidupan ini, kita kerap kali bertemu dengan yang namanya kegagalan dan kesalahan siapa yang tidak pernah jatuh waktu belajar berjalan? Semua orang pernah jatuh dan pernah gagal. Ada suatu pepatah yang saya dapat waktu melihat film "Meet the Robinson" suatu perkataan yang bagus, yaitu : "Kamu akan mendapat pelajaran lebih banyak dari kegagalan daripada belajar dari keberhasilan". Dengan adanya siklus ini, kita dapat terus belajar dari kegagalan kita dan memperbaiki kesalahan-kesalahan kita. Dan Dengan sistem siklus ini kita seolah-olah seperti mendapat kesempatan kedua untuk berhasil dan memperbaiki kesalahan kita. Memang tidak semua hal dapat kita perbaiki, tetapi kita dapat belajar sehingga kita dapat berhasil di waktu yang mendatang. Jadi jangan takut untuk gagal, selama matahari masih terbit kembali, maka pasti akan ada kesempatan kedua.

4. Allah ingin kita belajar tentang apa yang terpenting bagi diri kita, orang lain dan Tuhan dalam hidup kita. Banyak hal yang datang dalam hidup ini, apalagi dalam kehidupan seperti siklus ini membuat beberapa hal menjadi bertumpuk-tumpuk pada kehidupan kita. Tetapi tidak semua hal itu penting dan berguna. Dengan siklus ini, kita dapat belajar mengerti tentang mana yang lebih penting dan berguna, sehingga dimasa yang akan datang kita dapat lebih efektif dan efisien dalam kehidupan kita dan hubungan kita dengan sesama dan Tuhan.

5. Allah ingin kita menjadi "Master". Coba kita bayangkan kalau hidup itu tidak dalam sistem siklus, tapi linier/ lurus. Yang kita temui tiap hari pasti hal-hal yang baru terus menerus. Lalu yang terjadi pada kita adalah kita tidak mempunyai kesempatan belajar dengan benar dan berhasil. Bagaimana kita bisa belajar dan berhasil, kalau yang kita pelajari dengan sekejab menjadi usang dan tidak berguna? Tetapi untungnya Allah tidak mendesain hidup sepert itu, inilah keuntungan hidup yang berputar seperti siklus. Kita dapat menjadi "Master" karena belajar hal yang sama berkali-kali dan mencapai keberhasilan. Tetapi selain itu yang terpenting setelah kita menjadi "Master" adalah menjadi terang. Kita dapat membagikan apa yang kita pelajari kepada orang lain, sama seperti dulu kita juga belajar dari orang lain yang sudah manjadi "Master". Jadi kita dapat meninggalkan warisan kepada generasi penerus kita dengan cara belajar dari kita.

Nikmati hari ini, nikmati setiap proses yang kita alami dan terus berjalan sesuai dengan jalan-Nya. Maka kita akan melihat betapa luar biasanya Allah kita.

Terinspirasi dari kotbah Pdt. Jeffrey Rachmat (Gembala JPCC) berjudul "Siang dan Malam".

Comments

Popular posts from this blog

FILOSOFI HIDUP IKAN SALMON

Filosofi Air...

Mengapa Para Pekerja Kantoran atau Pekerja Kerah Putih (White-Collar Worker) "cuek" terhadap RUU Omnibus Law?